1. Rame ing
gawe sepi ing pamrih, memayu hayuning bawana.
(Giat bekerja/membantu dengan tanpa pamrih, memelihara alam semesta /mengendalikan nafsu)
(Giat bekerja/membantu dengan tanpa pamrih, memelihara alam semesta /mengendalikan nafsu)
2. Manungsa
sadrema nglakoni, kadya wayang umpamane.
(Manusia sekedar menjalani apa adanya, seumpama wayang)
(Manusia sekedar menjalani apa adanya, seumpama wayang)
3. Ati suci
marganing rahayu.
(Hati yang suci menjadi jalan menuju keselamatan jiwa dan raga)
(Hati yang suci menjadi jalan menuju keselamatan jiwa dan raga)
4. Ngelmu
kang nyata, karya reseping ati.
(Ilmu yang sejati, membuat tenteram di hati)
(Ilmu yang sejati, membuat tenteram di hati)
5. Ngudi
laku utama kanthi sentosa ing budi.
(Menghayati perilaku mulia dengan budi pekerti luhur)
(Menghayati perilaku mulia dengan budi pekerti luhur)
7. Ala lan
becik dumunung ana awake dhewe.
(Kejahatan dan kebaikan terletak di dalam diri pribadi)
(Kejahatan dan kebaikan terletak di dalam diri pribadi)
8. Sing sapa
lali marang kebecikaning liyan, iku kaya kewan.
(Siapa yang lupa akan amal baik orang lain, bagaikan binatang)
(Siapa yang lupa akan amal baik orang lain, bagaikan binatang)
9. Titikane
aluhur, alusing solah tingkah budi bahasane lan legawaning ati, darbe sipat
berbudi bawaleksana.
(Ciri khas orang mulia yakni, perbuatan dan sikap batinnya halus , tutur kata yang santun, lapang dada, dan mempunyai sikap wibawa luhur budi pekertinya)
(Ciri khas orang mulia yakni, perbuatan dan sikap batinnya halus , tutur kata yang santun, lapang dada, dan mempunyai sikap wibawa luhur budi pekertinya)
10. Ngunduh
wohing pakarti.
(Orang dapat menerima akibat dari ulahnya sendiri)
(Orang dapat menerima akibat dari ulahnya sendiri)
11. Ajining
dhiri saka lathi lan budi.
(Berharganya diri pribadi tergantung ucapan dan akhlaknya)
(Berharganya diri pribadi tergantung ucapan dan akhlaknya)
12. Sing
sapa weruh sadurunge winarah lan diakoni sepadha-padhani¬ng tumitah iku kalebu
utusaning Pangeran.
(Siapa yang mengetahui sebelum terjadi dan diakui sesama manusia, ia termasuk utusan tuhan)
(Siapa yang mengetahui sebelum terjadi dan diakui sesama manusia, ia termasuk utusan tuhan)
13. Sing
sapa durung wikan anane jaman kelanggengan iku, aja ngaku dadi janma linuwih.
(Siapa yang belum paham adanya zaman keabadian, jangan mengaku menjadi orang linuwih)
(Siapa yang belum paham adanya zaman keabadian, jangan mengaku menjadi orang linuwih)
14. Tentrem
iku saranane urip aneng donya.
(Ketenteraman adalah sarana menjalani kehidupan di dunia)
(Ketenteraman adalah sarana menjalani kehidupan di dunia)
15. Yitna
yuwana lena kena.(Eling
waspdha akan selamat, yang lengah akan celaka)
16. Ala
ketara becik ketitik.
(Yang jahat maupun yang baik pasti akan terungkap juga)
(Yang jahat maupun yang baik pasti akan terungkap juga)
17. Dalane
waskitha saka niteni.
(Cara agar menjadi awas, adalah berawal dari sikap cermat dan teliti)
(Cara agar menjadi awas, adalah berawal dari sikap cermat dan teliti)
18. Janma
tan kena kinira kinaya ngapa.
(Manusia sulit diduga dan dikira)
(Manusia sulit diduga dan dikira)
19. Tumrap
wong lumuh lan keset iku prasasat wisa, pangan kang ora bisa ajur iku kena
diarani wisa, jalaran mung bakal nuwuhake lelara.
(Bagi manusia, fakir dan malas menjadi bisa/racun, makanan yang tak bisa hancur dapat disebut sebagai bisa/racun, sebab hanya akan menimbulkan penyakit)
(Bagi manusia, fakir dan malas menjadi bisa/racun, makanan yang tak bisa hancur dapat disebut sebagai bisa/racun, sebab hanya akan menimbulkan penyakit)
20. Klabang
iku wisane ana ing sirah. Kalajengking iku wisane mung ana pucuk buntut. Yen
ula mung dumunung ana ula kang duwe wisa. Nanging durjana wisane dumunung ana
ing sekujur badan.
(Racun bisa Lipan terletak di kepala, racun bisa kalajengking ada di ujung ekor, racun bisa ular hanya ada pada ular yang berbisa, namun manusia durjana racun bisanya ada di sekujur badan)
(Racun bisa Lipan terletak di kepala, racun bisa kalajengking ada di ujung ekor, racun bisa ular hanya ada pada ular yang berbisa, namun manusia durjana racun bisanya ada di sekujur badan)
21. Geni
murub iku panase ngluwihi panase srengenge, ewa dene umpama ditikelake loro,
isih kalah panas tinimbang guneme durjana.
(Nyala api panasnya melebihi panas matahari, namun demikian umpama panas dilipatgandakan¬, masih kalah panas daripada ucapan orang durjana)
(Nyala api panasnya melebihi panas matahari, namun demikian umpama panas dilipatgandakan¬, masih kalah panas daripada ucapan orang durjana)
22. Tumprape
wong linuwih tansah ngundi keslametaning liyan, metu saka atine dhewe.
(Bagi orang linuwih selalu berupaya menjaga keselamatan untuk sesama, yang keluar dari niat suci diri pribadi)
(Bagi orang linuwih selalu berupaya menjaga keselamatan untuk sesama, yang keluar dari niat suci diri pribadi)
23. Pangucap
iku bisa dadi jalaran kebecikan. Pangucap uga dadi jalaraning pati,
kesangsaran, pamitran. Pangucap uga dadi jalaraning wirang.
(Ucapan itu dapat menjadi sarana kebaikan, sebaliknya ucapan bisa pula menyebabkan kematian, kesengsaraan. Ucapan bisa menjadi penyebab menanggung malu)
(Ucapan itu dapat menjadi sarana kebaikan, sebaliknya ucapan bisa pula menyebabkan kematian, kesengsaraan. Ucapan bisa menjadi penyebab menanggung malu)
24. Sing
bisa gawe mendem iku: 1) rupa endah; 2) bandha, 3) dharah luhur; 4) enom umure.
Arak lan kekenthelan uga gawe mendem sadhengah wong. Yen ana wong sugih, endah
warnane, akeh kapinterane, tumpuk-tumpuk bandhane, luhur dharah lan isih enom
umure, mangka ora mendem, yakuwi aran wong linuwih.
(Penyebab orang menjadi lupa diri adalah : gemerlap hidup, harta, kehormatan, darah muda. Arak dan minuman juga membuat mabuk sementara orang. Namun bila ada orang kaya, tampan rupawan, banyak kepandaiannya, hartanya melimpah, terhormat, dan masih muda usia, namun semua itu tidak membuat lupa diri, itulah orang linuwih)
(Penyebab orang menjadi lupa diri adalah : gemerlap hidup, harta, kehormatan, darah muda. Arak dan minuman juga membuat mabuk sementara orang. Namun bila ada orang kaya, tampan rupawan, banyak kepandaiannya, hartanya melimpah, terhormat, dan masih muda usia, namun semua itu tidak membuat lupa diri, itulah orang linuwih)
25. Sing
sapa lena bakal cilaka.
(Siapa terlena akan celaka)
(Siapa terlena akan celaka)
26. Mulat
salira, tansah eling kalawan waspada.
(Jadi orang harus selalu mawas diri, eling dan waspadha)
(Jadi orang harus selalu mawas diri, eling dan waspadha)
27. Andhap
asor.
(Bersikap sopan dan santun)
(Bersikap sopan dan santun)
28.
Sakbegja-begjan¬e kang lali luwih begja kang eling klawan waspada.
(Seberuntungnya¬ orang lupa diri, masih lebih beruntung orang yang eling dan waspadha)
(Seberuntungnya¬ orang lupa diri, masih lebih beruntung orang yang eling dan waspadha)
29. Sing
sapa salah seleh.
(Siapapun yang bersalah akan menanggung celaka)
(Siapapun yang bersalah akan menanggung celaka)
30. Nglurug
tanpa bala, menang tanpa ngasorake.
(Bertanding tanpa bala bantuan)
(Bertanding tanpa bala bantuan)
31. Sugih
ora nyimpen.
(Orang kaya namun dermawan)
(Orang kaya namun dermawan)
32. Sekti
tanpa maguru.
(Sakti tanpa berguru, alias dengan menjalani laku prihatin yang panjang)
(Sakti tanpa berguru, alias dengan menjalani laku prihatin yang panjang)
33. Menang
tanpa ngasorake.
(Menang tanpa menghina)
(Menang tanpa menghina)
34.
Rawe-rawe rantas malang-malang putung.
(Yang mengganggu akan lebur, yang menghalangi akan hancur)
(Yang mengganggu akan lebur, yang menghalangi akan hancur)
35. Mumpung
anom ngudiya laku utama.
(Selagi muda berusahalah selalu berbuat baik)
(Selagi muda berusahalah selalu berbuat baik)
36. Yen sira
dibeciki ing liyan, tulisen ing watu, supaya ora ilang lan tansah kelingan. Yen
sira gawe kebecikan marang liyan tulisen ing lemah, supaya enggal ilang lan ora
kelingan.
(Jika kamu menerima kebaikan orang lain, tulislah di atas batu supaya tidak hilang dari ingatan. Namun bila kamu berbuat baik kepada orang lain hendaknya ditulis di atas tanah, supaya segera hilang dari ingatan)
(Jika kamu menerima kebaikan orang lain, tulislah di atas batu supaya tidak hilang dari ingatan. Namun bila kamu berbuat baik kepada orang lain hendaknya ditulis di atas tanah, supaya segera hilang dari ingatan)
37. Sing
sapa temen tinemu.
(Siapa yang bersungguh-sung¬guh akan berhasil)
(Siapa yang bersungguh-sung¬guh akan berhasil)
38. Melik
nggendhong lali.
(Pamrih menyebabkan lupa diri)
(Pamrih menyebabkan lupa diri)
39. Kudu
sentosa ing budi.
(Harus selamat ke dalam jiwa)
(Harus selamat ke dalam jiwa)
40. Sing
prasaja.
(Menjadi orang harus bersikap sabar)
(Menjadi orang harus bersikap sabar)
41. Balilu
tau pinter durung nglakoni.
(Orang bodoh yang sering mempraktekan, kalah pandai dengan orang pinter namun belum pernah mempraktekan)
(Orang bodoh yang sering mempraktekan, kalah pandai dengan orang pinter namun belum pernah mempraktekan)
42. Tumindak
kanthi duga lan prayogo.
(Bertindak dengan penuh hati-hati dan teliti/tidak sembrono)
(Bertindak dengan penuh hati-hati dan teliti/tidak sembrono)
43. Percaya
marang dhiri pribadi.
(Bersikaplah percaya diri)
(Bersikaplah percaya diri)
44. Nandur
kebecikan.
(Tanamlah selalu kebaikan)
(Tanamlah selalu kebaikan)
45. Janma
linuwih iku bisa nyumurupi anane jaman kelanggengan tanpa ngalami pralaya
dhisik.
(Manusia linuwih adalah dapat mengetahui adanya zaman keabadian tanpa harus mati lebih dulu)
(Manusia linuwih adalah dapat mengetahui adanya zaman keabadian tanpa harus mati lebih dulu)
46. Sapa
kang mung ngakoni barang kang kasat mata wae, iku durung weruh jatining
Pangeran.
(Siapa yang hanya mengakui hal-hal kasat mata saja, itulah orang yang belum memahami sejatinya Tuhan)
(Siapa yang hanya mengakui hal-hal kasat mata saja, itulah orang yang belum memahami sejatinya Tuhan)
47. Yen sira
kasinungan ngelmu kang marakake akeh wong seneng, aja sira malah rumangsa pinter,
jalaran menawa Gusti mundhut bali ngelmu kang marakake sira kaloka iku, sira
uga banjur kaya wong sejene, malah bisa aji godhong jati aking.
(Bila anda mendapat anugrah ilmu yang membuat banyak orang senang, janganlah kamu merasa pintar, sebab apabila Tuhan mengambil lagi ilmu yang menyebabkan anda terkenal itu, anda akan menjadi orang biasa lagi, malah lebih bermanfaat daun yang kering)
(Bila anda mendapat anugrah ilmu yang membuat banyak orang senang, janganlah kamu merasa pintar, sebab apabila Tuhan mengambil lagi ilmu yang menyebabkan anda terkenal itu, anda akan menjadi orang biasa lagi, malah lebih bermanfaat daun yang kering)
48. Sing
sapa gelem gawe seneng marang liyan, iku bakal oleh wales kang luwih gedhe
katimbang apa kang wis ditindakake.
(Barang siapa gemar membuat orang lain bahagia, anda akan mendapatkankan balasan yang lebih besar dari apa yang telah anda lakukan)
(Barang siapa gemar membuat orang lain bahagia, anda akan mendapatkankan balasan yang lebih besar dari apa yang telah anda lakukan)
__Mugi-mugi saget njembarake kawruhan__
12 komentar:
MATURNUWUN PAWARTOSANIPUN MUGI KAPARINGAN PIWALES SAKING MAHA AGUNG AAMIIN
Kok kagak lengkap 😪
Matur sembah nuwun
Kullonuwun mas...badhe izin nderek nurun tulusane...matur sembah nuwun...
Angsal ngertos, refrensinya saking pundi nggih ?! Matursuwun
.
Kulo ijin Copas nggeh
Ya gk leng3
Matur nuwun, ijin ngopi
Maturnuwun ijin copas
Tanks... ya🙂🙂
Wong jawa aja lali jawane
Sarujuk.. satu server
Posting Komentar