Tradisi Kesenian Kentrung DI Desa Solokuro Kabupaten Lamongan

Sabtu, 29 November 2014

Tradisi adalah suatu kegiatan yang diwariskan oleh nenek moyang secara turun temurun yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat. Tradisi bisa berupa sesembahan ataupun sebuah kesenian, seperti halnya tradisi kesenian kentrung yang ada di desa solokuro kabupaten lamongan, kesenian kentrung ini adalah sebuah warisan yang diturunkan oleh Sunan Drajat atau yang biasa dikenal
dengan nama Raden Qosim Sunan Drajat. Sedikit mengingat sejarah pada zaman sebelum Lamongan memeluk agama islam di situ Sunan Drajat atau Raden Qosim adalah salah satu tokoh masyarakat besar yang sangat berperan dalam menyebarkan agama Islam di Daerah Lamongan.
Beberapa media penyebaran Islam pada waktu itu adalah dengan menggunakan sebuah kesenian seperti pagelaran wayang dan salah satunya adalah dengan menggunakan media kesenian kentrung tersebut dengan dibumbui seratan rohani yang menghibur para warga kabupaten lamongan. Hingga kini semua penduduk di kabupaten Lamongan telah menjadi pemeluk agama islam entah itu benar-benar menjadi pemeluk agama islam atau hanya islam KTP, itu bukan urusan kita tentunya, namun yang jelas 100% kini para penduduk kabupaten lamongan telah menyandang agama islam.
            Kembali ke pembahasan. Kesenian kentrung hingga saat ini masih ada dan masih dilestaraikan oleh para tetua desa sebagai media berdakwah dan juga sebagai hiburan untuk para penduduk. Bukan hanya itu, kentrung ini juga menjadi sebuah media untuk mengenang perjuangan penyebaran islam di desa-desa kabupaten lamongan khususnya cerita mengenai Sunan Drajat yang telah berjasa di desa solokuro dan mewariskan sebuah kesenian yang sangat bermanfaat bagi para penduduk masyarakat di desa Solokuro.
Biasanya kesenian kentrung ini dilaksanakan ketika ada salahsatu warga yang memiliki sebuah hajatan seperti pernikahan selametan dan acara-acara tertentu. Kentrung ini bisa menjadi bumbu penyedap dalam mengadakan sebuah hajatan. Pada umumnya kentrung ini di laksanakan pada malam hari. Waktu penyajian Kentrung biasanya dimulai jam 21.00-24.00 berkisar 2-3 jam. namun durasi tersebut bersifat realatif, dalang dapat menyesuaikan jumlah penonton yang melihat pada saat pertunjukan. Sehingga pertunjukan sering ditempuh sampai pagi untuk melekan atau begadang bagi orang yang punyahajat . Kentrung ini disajikan oleh dalang dengan duduk ditempat sambil bercerita dan menabuh rebana.
Cerita yang dibawakan dalam kesenian Kentrung ini Sangat berfariasi diantaranya yang paling sering dibawakan adalah lakon Sunan Drajat. Tetapi masih banyak cerita yang dibawakan diantaranya adalah Hikmah-hikmah yang terkandung dalam perjalanan kekasih Allah yaitu cerita nabi dan rasul, dalang juga menceritakan Babat tanah jawa yang menceritakan tentang sejarah Kabupaten Lamongan misalnya putri Andan Wangi dan Andan Sari dari Kabupaten Wirasaba yang kini menjadi daerah kediri, dan Sepuluh Santri yang menyebarkan Islam di Lamongan Sunan Drajat dan sejarah Wali Songo lainnya. Kentrung Sunan Drajat sangat kental dengan pengaruh agama Islam.
Namun adanya akulturasi dengan budaya Hindhu-Budha mengakibatkan cerita dalam Kentrung Sunan Drajat memasukkan cerita Panji di dalamnya. Dalang Kentrung ada kalannya menjadi tokoh dalam cerita dan terkadang menyapa penonton yang menyaksikan pertunjukan. Bahasa yang dipergunakan adalah Bahasa Jawa dan dialek kabupaten lamongan sehari-hari.

Itulah sedikit cerita mengenai kesenian kentrung yang kita punyai, semoga dengan kutipan di atas bisa bermanfaat bagi kita semua para pembaca. Sukur-sukur cerita di atas dapat mengetuk pintu hati kita para pemuda yang makin lama makin menghilangkan dan melupakan kebudayan, tradisi dan kesenian jawa yang kita miliki dari warisan leluhur kita.

0 komentar:

Posting Komentar

Categories

Diberdayakan oleh Blogger.