Gamelan adalah kumpulan
alat musik khas jawa.
Gamelan dapat dimainkan sebagai sebuah pertunjukkan musik
tersendiri maupun pengiring tarianatau seni pertunjukkan seperti Wayang Kulit
dan Ketoprak. Sebagai sebuah pertunjukkan tersendiri, musik Gamelan biasanya
dipadukan dengan suara para penyanyi (penyanyi pria disebut wiraswaradan
penyanyi wanita disebut waranggana). Dalam masyarakat Jawa, orkestra musik
Gamelan biasanya disebut “Karawitan”. Berasal dari kata“rawit” yang berarti
rumit, halus, kecil. Mengapa disebut demikian? Karena memainkan Karawitan memang
tidak sekedar berfokus pada bunyi yang dihasilkan oleh alat musik, tapi juga
harus dapat memahami kedalaman makna dari musik yang sedang dimainkan tersebut.
Mengingat bahwa semuagendhing yang diciptakan berkorelasi dengan kehidupan
manusia sehari-hari, misalnya: ada Gendhing yang merujuk pada keselamatan,
ucapan syukur, permintaan, permohonan, dan sebagainya. Dengan memahami
kedalaman tersebut maka sang pemain Gamelan dituntut untuk tidak memainkan
alat-alat musik sekehendak hatinya, tetapi selalu berdasarkan konteks yang ada.
Inilah sebabnya mengapa memainkan Gamelan seringkali dianggap “rumit”.
Seperangkat Gamelan jawa
biasanya terdiri dari beberapa alat musik. Berikut ini alat-alat musik yang
terdapat dalam perangkat Gamelan :
1. Kendhang:
Kendhang berfungsi utama untuk mengatur irama.
Kendhang ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu. Jenis kendang yang
kecil disebut ketipung, yang menengah disebut kendang ciblon/kebar. Pasangan
ketipung ada satu lagi bernama kendang gedhe biasa disebut kendang kalih.
Kendang kalih dimainkan
pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti ketawang, gendhing
kethuk kalih, dan ladrang irama dadi. Bisa juga dimainkan cepat pada pembukaan
lagu jenis lancaran, ladrang irama tanggung. Untuk bermain kendhang, dibutuhkan
orang yang sangat mendalami Budaya Jawa, dan dimainkan dengan perasaan naluri
si pemain, tentu saja dengan aturan-aturan yang ada
2. Demung, Saron,
Peking
Alat ini biasa disebut Balungan, yang
berbentuk bilahan seperti punggung sapi dengan enam atau tujuh bilah
ditumpangkan pada bingkai kayu yang juga berfungsi sebagai resonator. Instrumen
ini ditabuh dengan tabuh yang dibuat dari kayu. Menurut ukuran dan fungsinya, balungan
ini terdapat tiga jenis seperti demung (Paling besar), saron (Sedang) dan,
peking (Paling kecil).
DEMUNG
Alat ini berukuran besar
dan beroktaf tengah. Demung memainkan balungan gendhing dalam wilayahnya yang
terbatas. Umumnya, satu perangkat gamelan mempunyai satu atau dua demung. Tetapi
ada gamelan di kraton yang mempunyai lebih dari dua demung.
SARON
Alat ini berukuran sedang
dan beroktaf tinggi.Seperti demung, saron barung memainkan balungan dalam
wilayahnya yang terbatas. Pada teknik tabuhan imbal-imbalan, dua saron
memainkan lagu jalin menjalin yang bertempo cepat. Seperangkat gamelan
mempunyai dua saron, tetapi ada gamelan yang mempunyai lebih dari dua saron.
PEKING
Berbentuk saron yang
paling kecil dan beroktaf paling tinggi. Saron panerus atau peking ini
memainkan tabuhan rangkap dua atau rangkap empat lagu balungan.
3. Gong
Gong menandai permulaan
dan akhiran gendhing dan memberi rasa keseimbangan setelah berlalunya kalimat
lagu gendhing yang panjang. Gong sangat penting untuk menandai berakhirnya
satuan kelompok dasar lagu, sehingga kelompok itu sendiri (yaitu kalimat lagu di
antara dua tabuhan gong) dinamakan gongan.
4. Bonang
Bonang dibagi menjadi dua
jenis, yaitu bonang barung dan bonang panerus. Perbedaannya pada besar dan
kecilnya saja, dan juga pada cara memainkan iramanya. Bonang barung berukuran
besar, beroktaf tengah sampai tinggi, adalah salah satu dari
instrumen-instrumen pemuka dalam ansambel. Khususnya dalam teknik tabuhan
pipilan, pola-pola nada yang selalu mengantisipasi nada-nada yang akan datang
dapat menuntun lagu instrumen-instrumen lainnya. Pada jenis gendhing bonang,
bonang barung memainkan pembuka gendhing dan menuntun alur lagu gendhing.
Pada teknik tabuhan
imbal-imbalan, bonang barung tidak berfungsi sebagai lagu penuntun ia membentuk
pola-pola lagu jalin-menjalin dengan bonang panerus, dan pada aksen aksen
penting bonang boleh membuat sekaran (lagu-lagu hiasan), biasanya di akhiran
kalimat lagu.
Bonang panerus adalah
bonang yang kecil, beroktaf tinggi.
Pada teknik tabuhan
pipilan, irama bonang panerus memiliki kecepatan dalam bermain dua kali lipat
dari pada bonang barung. Walaupun mengantisipasi nada-nada balungan, bonang
panerus tidak berfungsi sebagai lagu tuntunan, karena kecepatan dan ketinggian
wilayah nadanya.
Dalam teknik tabuhan
imbal-imbalan, bekerja sama dengan bonang barung, bonang panerus memainkan
pola-pola lagu jalin menjalin.
5. Slenthem
Menurut konstruksinya, slenthem
termasuk keluarga gender malahan kadang-kadang ia dinamakan gender panembung.
Tetapi slenthem mempunyai bilah sebanyak bilah saron. Slenthem beroktaf paling
rendah dalam kelompok instrumen saron. Seperti demung dan saron barung,
slenthem memainkan lagu balungan dalam wilayahnya yang terbatas.
6. Kethuk dan Kenong
Kenong merupakan satu set
instrumen jenis mirip gong berposisi horisontal, ditumpangkan pada tali yang
ditegangkan pada bingkai kayu. Dalam memberi batasan struktur suatu gendhing,
kenong adalah instrumen kedua yang paling penting setelah gong.
Kenong membagi gongan
menjadi dua atau empat kalimat kalimat kenong. Di samping berfungsi
menggaris-bawahi struktur gendhing, nada-nada kenong juga berhubungan dengan
lagu gendhing, ia bisa memainkan nada yang sama dengan nada balungan, ia boleh
juga mendahului nada balungan berikutnya untuk menuntun alun lagu gendhing,
atau ia dapat memainkan nada berjarak satu kempyung dengan nada balungan, untuk
mendukung rasa pathet.
Pada kenongan bergaya
cepat, dalam ayaka yakan, srepegan, dan sampak, tabuhan kenong menuntun alur
lagu gendhing-gendhing tersebut.
Kethuk sama dengan
kenong, fungsinya juga sama dengan kenong. Kethuk dan kenong selalu bermain
jalin-menjalin, perbedaannya pada irama bermainnya saja.
7. Gender
Instrumen terdiri dari
bilah-bilah metal ditegangkan dengan tali di atas bumbung-bumbung resonator. Gender
ini dimainkan dengan tabuh berbentuk bulat (dilingkari lapisan kain) dengan
tangkai pendek.
Sesuai dengan fungsi
lagu, wilayah nada, dan ukurannya, ada dua macam gender yaitu gender barung dan
gender panerus.
8. Gambang
Instrumen dibuat dari
bilah – bilah kayu dibingkai pada gerobogan yang juga berfungsi sebagai
resonator. Berbilah tujuh-belas sampai dua-puluh bilah, wilayah gambang
mencakup dua oktaf atau lebih. Gambang dimainkan dengan tabuh berbentuk bundar
dengan tangkai panjang biasanya dari tanduk/sungu. Kebanyakan gambang memainkan
gembyangan (oktaf) dalam gaya pola pola lagu dengan ketukan ajeg.
Gambang juga dapat
memainkan beberapa macam ornamentasi lagu dan ritme, seperti permainan dua nada
dipisahkan oleh dua bilah, atau permainan dua nada dipisahkan oleh enam bilah,
dan pola lagu dengan ritme – ritme sinkopasi.
9. Rebab
Instrumen kawat-gesek
dengan dua kawat ditegangkan pada selajur kayu dengan badan berbentuk hati
ditutup dengan membran (kulit tipis) dari babad sapi. Sebagai salah satu dari
instrumen pemuka, rebab diakui sebagai pemimpin lagu dalam ansambel, terutama
dalam gaya tabuhan lirih.
Pada kebanyakan
gendhing-gendhing, rebab memainkan lagu pembuka gendhing, menentukan gendhing,
laras, dan pathet yang akan dimainkan.Wilayah nada rebab mencakup luas wilayah
gendhing apa saja. Maka alur lagu rebab memberi petunjuk yang jelas jalan alur
lagu gendhing.Pada kebanyakan gendhing, rebab juga memberi tuntunan musikal
kepada ansambel untuk beralih dari seksi yang satu ke yang lain.
10. Siter
Siter merupakan bagian
ricikan gamelan yang sumber bunyinya adalah string (kawat) yang teknik
menabuhnya dengan cara di petik. Jenis instrumen ini di lihat dari bentuk dan
warna bunyinya ada tiga macam, yaitu siter, siter penerus (ukurannya lebih
kecil dari pada siter), dan clempung (ukurannya lebih besar dari pada siter).
Dalam sajian karawitan klenengan atau konser dan iringan wayang fungsi siter
sebagai pangrengga lagu.
11. Suling
Jenis instrumen gamelan
lainnya yang juga berfungsi sebagai pangrengga lagu adalah suling. Instrumen
ini terbuat dari bambu wuluh atau paralon yang diberi lubang sebagai penentu
nada atau laras. Pada salah satu ujungnya yaitu bagian yang di tiup yang
melekat di bibir diberi lapisan tutup dinamakan jamangan yang berfungsi untuk
mengalirkan udara sehingga menimbulkan getaran udara yang menimbulkan bunyi
atau suara Adapun teknik membunyikannya dengan cara di tiup. Di dalam tradisi
karawitan, suling ada dua jenis, yaitu bentuk suling yang berlaras Slendro
memiliki lubang empat yang hampir sama jaraknya, sedangkan yang berlaras Pelog
dengan lubang lima dengan jarak yang berbeda. Ada pula suling dengan lubang
berjumlah enam yang bisa digunakan untuk laras Pelog dan Slendro. Untuk suling
laras Slendro dalam karawitan Jawatimuran apabila empat lubang di tutup semua
dan di tiup dengan tekanan sedang nada yang dihasilkan adalah laras lu (3),
sedangkan pada karawitan Jawatengahan lazim dengan laras ro (2).
0 komentar:
Posting Komentar